Petualangan Daniel Mahendra ke Atap Dunia

Posted by penganyamkata on May 25, 2012 under Ulasan | Be the First to Comment

Resensi Perjalanan ke Atap Dunia | #22

Oleh Astri Apriyani

Intisari-Online.com – Daniel Mahendra sudah sejak lama bergelut di dunia penerbitan dan buku. Ia pernah bekerja sebagai wartawan dan editor. Sebagai penulis, ia rutin menulis skenario film animasi 3D dan sudah menghasilkan dua dari trilogi Epitaph, yaitu Epitaphdan EpigrafEpilog menyusul setelahnya.

Di luar kesehariannya itu, Daniel adalah seorang pejalan. Travelingadalah hobi akutnya. Tibet adalah mimpinya sejak ia masih kelas lima SD, tahun 1985. Tibet menjadi mimpi besarnya tepat setelah ia membaca sebuah komik Eropa berjudul Tintin di Tibet.Tibet rupanya masih membayangi Daniel hingga ia dewasa, ketika ia menonton Seven Years in Tibet (1997) – film yang diangkat dari sebuah buku berjudul sama yang merupakan kisah nyata Heinrich Harrer, seorang pendaki gunung dan penulis asal Austria.

Akhirnya Daniel Mahendra atas usaha sendiri sampai di Tibet, juga sekaligus ke Nepal dan Cina. Melalui buku Perjalanan ke Atap Dunia,Daniel mengisahkan perjalanannya yang dilakukan pada 2011 ke negeri impiannya, membuatnya berhasil mewujudkan mimpi besarnya.

Daniel mengisahkan tidak cuma sebatas objek-objek yang berhasil ia datangi di sekujur wilayah Tibet, Nepal, dan Cina. Melainkan juga kerepotannya memilih biro perjalanan, kepastian soal dibukanya Tibet untuk wisatawan, pertemuannya dengan banyak teman baru selama perjalanan, hingga kesulitannya menghadapi stamina tubuh yang terjengkang di tengah perjalanan karena penyakit gunung (acute mountain sickness).

Di sela-sela kegembiraan menginjakkan kaki di Chengdu dan Lhasa, Daniel menceritakan kegelisahannya akan Tibet perihal kemerdekaan mereka. Di tengah kegembiraannya menyentuh salju di Everest, ia berbicara soal kematian dan pemakaman di Tibet. Lalu ketika akhirnya Daniel tiba di Thamel, Kathmandu, Pokhara, ia celingak-celinguk mengisahkan mariyuana dan kemiskinan di Nepal. Mungkin inilah yang dimaksud dengan tagline di sampul muka buku ini: “Tibet, Nepal, dan Cina dalam Potret Jurnalisme”. Tidak hanya menyampaikan keindahan Tibet, Nepal, dan Cina dengan gaya yang interaktif, Daniel Mahendra juga turut menyajikan sisi lain negara tersebut. Menjadikan Perjalanan ke Atap Dunia yang rilis Mei 2012 ini menjadi buku kisah perjalanan yang layak dibaca.

Jadi, setelah Tibet, apa Daniel?

_________________________

* Content Writer PT Media Satu.

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di Intisari Online [Kamis, 24 Mei 2012].

Comments are closed.